Sejarah Bandung Lautan Api (Lengkap)

Sejarah Bandung Lautan Api Sejarah Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api ialah peristiwa kebakaran besar yang berlangsung di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia terhadap 23 Maret 1946. Dalam masa tujuh jam, sekitar 200000. warga Bandung membuang rumah mereka, tidak membawa kota menuju pegunungan di area selatan Bandung. Perihal ini dilaksanakan buat mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda buat bisa memakaikan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.







sejarah bandung lautan api
SEJARAH BANDUNG LAUTAN API

SEJARAH BANDUNG LAUTAN API

Mengingat jasa para pahlawan yang sudah berjuang buat mendapati serta mempertahankan kemerdekaan hingga tercapai Indonesia yang merdeka hingga saat ini, segenap bangsa Indonesia sepatutnya menghormati jasa – jasa para pahlawan dengan metode ikut dan dalam pembangunan Negara Indonesia tercinta ini yang dalam sejarahnya sesegera mungkin didapati dengan perjuangan berat para pahlawan dan menaikkan perilaku nasionalisme cinta tanah air. tetapi amat disayangkan, tak sedikit bahkan banyak para pemuda zaman kini yang melupakan jasa – jasa para pahlawan terdahulu. misalnya siswa yang mengikuti upacara bendera terhadap hari senin dengan tak khidmat, bahkan mereka berbicara sendiri ketika upacara bendera sedang dilaksanakan. Mereka tak mengingat seberapa berat perjuangan para pahlawan supaya generasi saat ini bisa hidup dalam kemerdekaan. Seharusnya upacara bendera bisa diikuti sebagai momen khidmat dalam mengingat, menghargai, serta menghormati jasa – jasa pahlawan terdahulu. disamping upacara bendera masih banyak pula perilaku yang terkandung terhadap pemuda generasi kini yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.


SEJARAH BANDUNG LAUTAN API (Latar Belakang Bandung Lautan Api)


Pasukan Inggris area dari Brigade MacDonald tiba di Bandung terhadap tanggal 12 Oktober 1945. dari ketika semula kaitan mereka dengan pemerintah RI telah tegang. Mereka menuntut supaya seluruh senjata api yang adanya di tangan penduduk, kecuali TKR serta polisi, diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melaksanakan tindakan-tindakan yang mulai menginterupsi keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris serta TKR tak bisa dijauhi. Malam tanggal 21 November 1945, TKR serta badan-badan perjuangan melancarkan serangan pada kedudukan-kedudukan Inggris di area utara, diantaranya Hotel Homann serta Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald memberitahukan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat supaya Bandung Utara dikosongkan oleh warga Indonesia, diantaranya pasukan bersenjata.





Ultimatum Tentara Sekutu supaya Tentara Republik Indonesia (TRI, sebutan bagi TNI terhadap saat itu) tidak membawa kota Bandung memaksa TRI buat melaksanakan operasi "bumihangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tak rela jika Kota Bandung dipergunakan oleh pihak Sekutu serta NICA. Keputusan buat membumihanguskan Bandung diambil melewati musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan seluruh kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, terhadap tanggal 23 Maret 1946[2]. Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan result musyawarah tersebut serta memerintahkan evakuasi Kota Bandung[butuh. rujukan] Hari itu juga, rombongan besar warga Bandung mengalir panjang tidak membawa kota Bandung serta malam itu pembakaran kota berlangsung.

Bandung sengaja dibakar oleh TRI serta rakyat setempat dengan maksud supaya Sekutu tak bisa memakaikan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara serta seluruh listrik mati. Tentara Inggris mulai menusuk sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar berlangsung di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terkandung gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Muhammad Toha serta Ramdan, dua partisipan milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi buat merusak gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak serta terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung terhadap mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tapi demi keselamatan mereka, tersebutkan terhadap jam 2100. itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. dari ketika saat itu, kurang lebih jam 2400. Bandung Selatan sudah kosong dari warga serta TRI. tapi api masih membubung membuang kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.

Pembumihangusan Bandung tersebut dikata merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia pasal kekuatan TRI serta milisi rakyat tak setara dengan kekuatan pihak Sekutu serta NICA yang berjumlah besar. sehabis peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melaksanakan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan.

Beberapa tahun kemudian, lagu "Halo, Halo Bandung" secara resmi ditulis, menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia natural saat itu, menunggu buat kembali ke kota tercinta mereka yang sudah menjadi lautan api.

SEJARAH BANDUNG LAUTAN API (Asal Istilah Bandung Lautan Api)

Sejarah bandung lautan api - Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang populer sehabis peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal AH. Nasution ialah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), sehabis kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, bikin keputusan strategi yang akan dilaksanakan pada Kota Bandung sehabis mendapat ultimatum Inggris tersebut 

"Jadi aku kembali dari Jakarta, sehabis bicara dengan Sjahrir itu. jelas jelas dalam pembicaraan itu di Regentsweg, di pertemuan itu, berbicaralah seluruh orang. Nah, disitu muncul pendapat dari Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Dia berpendapat, “Mari kita membuat Bandung Selatan menjadi lautan api”. Yang dia sebut lautan api, tapi sesungguhnya lautan air"-AH. Nasution, 1 Mei 1997

Istilah Bandung Lautan Api timbul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman menatap Bandung yang memerah dari Cicadas sampai dengan Cimindi.

Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat dengan cepat menulis berita serta berikan judul "Bandoeng Djadi Laoetan Api". Namun pasal kurangnya ruang buat tulisan judulnya, tersebutkan judul berita diperpendek menjadi "Bandoeng Laoetan Api".









Sejarah Bandung Lautan Api

Pertempuran yang paling besar berlangsung di Desa Dayeuhkolot, Bandung Selatan, dimana terkandung gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam petempuran ini Muhammad Toha serta Ramdan, dua pemuda partisipan milisi BRI ( Barisan Rakyat Indonesia ) terjun dalam misi buat merusak gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak serta terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya yang gugur dalam ledakan. Staf pemerintahan Kota Bandung terhadap mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tapi demi keselamatan mereka, tersebutkan terhadap jam 2100. itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. dari ketika saat itu, kurang lebih jam 2400. Kota Bandung sudah kosong dari warga serta TRI. tapi api masih membumbung membuang kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.

Nah itulah tadi merupakan sejarah bandung lautan api semoga bermanfaat,

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Bandung Lautan Api (Lengkap)"

Post a Comment