Pengertian Hadits Lengkap Beserta Jenis Hadits
Pengertian Hadits - Assalamualaikum.. kali ini saya akan membahas mengenai materi tentang hadits. Nah, lebih merinci lagi saya akan membahas mengenai pengertian hadits. Jadi sudahkah kalian tahu mengenai apa itu pengertian hadits ? Kalau belum, insyaallah ini artikel yang pas untuk kamu cari :)
Hadits merupakan salah satu panduan yang digunakan oleh umat Islam dalam melaksanakan berbagai macam aktivitas baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun aktivitas yang berkaitan dengan urusan akhirat.
Hadits merupakan asal pati hukum agama Islam yang kedua selepas kitab suci Al – Qur’an. jika suatu perkara tidak dijelaskan di dalam Al – Qur’an, maka umat Islam akan memasang asal pati yang kedua yaitu Hadits.
Definisi dan Pengertian Hadits
Istilah hadits pada dasarnya berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “Al-hadits” yang artinya adalah perkataan, percakapan atau pun berbicara. jika diartikan dari kata dasarnya, maka pengertian hadits adalah setiap tulisan yang berasal dari perkataan atau pun percakapan Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam terminologi agama Islam sendiri, dijelaskan bahwa hadits merupakan setiap tulisan yang melaporkan atau pun mencatat seluruh perkataan, perbuatan dan tingkah laku Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, hadits merupakan salah satu panduan yang dipakai oleh umat islam dalam melaksanakan aktivitas atau pun mengambil perlakuan.
Pengertian Hadits Lengkap
Hadis (Arab: الحديث, har. 'berbicara,. perkataan, percakapan',. ejaan KBBI: hadis, mengenai suara, dikatakan juga sunnah, ialah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan serta persetujuan dari Nabi Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam.
Hadits dijadikan asal pati hukum Islam disamping al-Qur'an, dalam Perihal ini kedudukan hadis merupakan asal pati hukum kedua sehabis al-Qur'an.
Pengertian Hadits Secara Etimologi
Hadis secara harfiah bermakna "berbicara", "perkataan" atau "percakapan". Dalam terminologi Islam istilah hadis bermakna melaporkan, menuliskan sesuatu pernyataan serta tingkah laku dari Nabi Muhammad.
Menurut istilah ulama ahli hadis,[siapa?] hadis yaitu apakah yang diriwayatkan dari Nabi, baik berbentuk perkataan, perbuatan, ketetapannya (Arab: تقرير, translit. taqrīr), sifat jasmani atau sifat akhlak, trip sehabis diangkat sebagai Nabi (Arab: بعثة) serta kadang juga sebelumnya, sehingga arti hadis di sini semakna dengan sunnah .
Kata hadis yang merasakan perluasan makna sehingga disinonimkan dengan Sunnah, tersebutkan terhadap saat ini dapat bermakna segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan ataupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW. yang dijadikan ketetapan maupun hukum. Kata hadis itu sendiri ialah bukan kata infinitif, tersebutkan kata tersebut ialah kata benda.
Jenis – jenis Hadits
Jenis – jenis hadits dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori, yaitu :
Jenis Hadits Berdasarkan Keutuhan Rantai Sanad
Berdasarkan tingkat keutuhan rantai Sanadnya, hadits dapat digolongkan ke dalam 6 jenis, yaitu :
- Hadits Mursal Merupakan hadits yang penutur satunya tidak dijumpaik secara langsung
- Hadits Munqathi’ Merupakan hadits yang putus pada salah satu atau pun dua penutur
- Hadits Mu’dlal Merupakan hadits yang terputus pada dua generasi penutur secara berturut – turut
- Hadits Mu’allaq Merupakan hadits yang terputus sebanyak 5 penutur, dimulai dari penutur pertama secara berturut – turut
- Hadits Mudallas Merupakan hadits yang tidak tegas disampaikan secara langsung kepada penutur
- Hadits Musnad Merupakan hadits yang penuturnya paling jelas dan tidak terpotong sebanding sekali
Jenis Hadits Berdasarkan jumlah Penutur
Berdasarkan jumlah penuturnya, hadits dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis hadits, yaitu :
- Hadits Mutawatir – Merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang sudah sepakat untuk saling mempercayai
- Hadits Ahad – Merupakan hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang yang belum mencapai tingkatan mutawatir. Hadits Ahad sendiri dapat dikelompokkan ke dalam tida macam hadits yaitu Gharib, Aziz, dan Mansyur
Jenis Hadits Berdasarkan tingkat Keaslian Hadits
Berdasarkan tingkat keasliannya, hadits dapat dibagi menjadi 4 macam hadits, yaitu :
- Hadits Sahih – Merupakan hadits yang sanadnya bersambung, paling diakui tingkat keasliannya dan paling banyak diterima oleh kelompok ulamah
- Hadits Hasan – Merupakan hadits yang sanadnya bersambung, namun diriwayatkan oleh rawi yang tidak sempurna ingatannya
- Hadits Dhaif – Merupakan hadits yang sanadnya tidak bersambung atau pun diriwayatkan oleh rawi yang tidak kuat ingatannya / tidak adil
- Hadits Maudlu’ – Merupakan hadits yang dicurigai palsu atau pun karangan manusia.
Struktur Hadis
Secara struktur hadis terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai penutur) serta matan (redaksi).
Contoh: Musaddad mengabari jikalau Yahya memberitahukan sebagaimana disiarkan oleh Syu'bah,. dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW. jikalau dia bersabda: "Tidak prima iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta buat saudaranya apakah yang ia cinta buat pribadinya sendiri" (hadis riwayat Bukhari).
Sanad
Sanad adalah rantai penutur/rawi (periwayat) hadis. Rawi ialah masing-masing orang yang memberitahukan hadis tersebut (dalam misal di atas: Bukhari, Musaddad, Yahya, Syu'bah,. Qatadah serta Anas). Awal sanad adalah orang yang menuliskan hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis); orang ini dikatakan mudawwin atau mukharrij. Sanad merupakan rangkaian semua penutur itu mulai dari mudawwin hingga mencapai Rasulullah. Sanad membagikan gambaran keaslian suatu riwayat. bila diambil dari misal lebih awal tersebutkan sanad hadis berkaitan adalah.
Al-Bukhari --> Musaddad --> Yahya --> Syu’bah --> Qatadah --> Anas --> Nabi Muhammad SAW Sebuah hadis bisa mempunyai sebagian sanad dengan hitungan penutur/rawi yang bervariasi dalam susunan sanadnya; susunan dalam sanad dikatakan dengan thabaqah. Signifikansi hitungan sanad serta penutur dalam setiap thabaqah sanad akan mematokkan derajat hadis tersebut, Perihal ini dijelaskan lebih jauh terhadap klasifikasi hadis
Jadi yang butuh dicermati dalam menelisik hadis terhubung dengan sanadnya adalah :
- Keutuhan sanadnya
- Jumlahnya
- Perawi akhirnya
Sebenarnya, pemakaian sanad telah diketahui dari ketika sebelum datangnya Islam. Perihal ini diaplikasikan di dalam mengutip beragam buku serta ilmu pengetahuan lainnya. Akan tapi mayoritas penerapan sanad dipakai dalam mengutip hadis-hadis nabawi.
Rawi
Rawi ialah orang-orang yang memberitahukan suatu hadis. Sifat-sifat rawi yang ideal adalah:
- Bukan pendusta atau tak disangsikan sebagai pendusta
- Tidak banyak salahnya
- Teliti
- Tidak fasik
- Tidak diketahui sebagai orang yang ragu-ragu (peragu)
- Bukan ahli bid'ah
- Kuat ingatannya (hafalannya)
- Tidak kerap bertentangan dengan rawi-rawi yang kuat
Sekurangnya diketahui oleh dua orang ahli hadis terhadap jamannya Sifat-sifat para rawi ini sudah dicatat dari zaman ke zaman oleh ahli-ahli hadis yang semasa, serta disalin serta ditelisik oleh ahli-ahli hadis terhadap masa-masa yang berikutnya hingga ke waktu sekarang.
Rawi yang tak adanya catatannya dinamakan maj'hul, serta hadis yang diriwayatkannya tak boleh diterima.
Matan
Matan adalah redaksi dari hadis, dari misal lebih awal tersebutkan matan hadis berkaitan ialah:
"Tidak prima iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta buat saudaranya apakah yang ia cinta buat pribadinya sendiri".
Terkait dengan matan atau redaksi, tersebutkan yang butuh dicermati dalam mamahami hadis ialah:
Ujung sanad sebagai asal pati redaksi, apa berujung terhadap Nabi Muhammad atau bukan,
Matan hadis itu sendiri dalam kaitannya dengan hadis lain yang lebih kuat sanadnya (apakah adanya yang melemahkan atau menguatkan) serta selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah adanya yang bertolak belakang).
Klasifikasi hadis
Hadis bisa diklasifikasikan didasarkan sebagian kriteria yakni bermulanya ujung sanad, keutuhan rantai sanad, hitungan penutur (rawi) dan status keaslian hadis (dapat diterima atau tidaknya hadis bersangkutan).
Berdasarkan ujung sanad
Berdasarkan klasifikasi ini hadis dibagi menjadi 3 golongan yakni ’Marfu (terangkat), mauquf (terhenti) serta maqthu’:
Hadis Marfu’ ialah hadis yang sanadnya berujung langsung terhadap Nabi Muhammad SAW. (contoh: hadis di atas).
Hadis Mauquf ialah hadis yang sanadnya terhenti terhadap para sahabat nabi dengan tidak adanya tanda-tanda baik secara perkataan ataupun perbuatan yang tunjukkan derajat marfu'. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id. (hukum waris) memberitahukan jikalau Abu Bakar, Ibnu Abbas serta Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek ialah (diperlakukan seperti) ayah". Pernyataan dalam misal itu tak jelas, apa berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat. Namun bila ekspresi yang dipakai sahabat ialah layaknya "Kami diperintahkan",. "Kami dilarang untuk",. "Kami habit. bila sedang bersama Rasulullah", tersebutkan derajat hadis tersebut tak lagi mauquf melainkan sebanding dengan marfu' Hadis Maqthu’ ialah hadis yang sanadnya berujung terhadap para tabi'in. (penerus) atau sebawahnya. misal hadis ini adalah: Imam Muslim meriwayatkan dalam pembukaan sahihnya jikalau Ibnu Sirin mengatakan: "Pengetahuan ini (hadis) ialah agama, tersebutkan berhati-hatilah kamu darimana kamu mengambil agamamu" Keaslian hadis yang terbagi atas golongan ini amat tergantung terhadap sebagian factor lain layaknya kondisi rantai sanad ataupun penuturnya. Namun klasifikasi ini tetap amat serius mengingat klasifikasi ini membedakan ucapan serta perlakuan Rasulullah SAW. dari ucapan para sahabat ataupun tabi'in. di mana Perihal ini amat menolong dalam daerah pernyebaran dalam fikih (Suhaib Hasan, Science of Hadis).
Berdasarkan keutuhan rantai/lapisan sanad
Berdasarkan klasifikasi ini hadis terbagi menjadi sebagian golongan yakni Musnad, Mursal, Munqathi’, Mu’allaq, Mu’dlal serta Mudallas. Keutuhan rantai sanad maksudnya adalah tiap penutur terhadap setiap tingkatan dimungkinkan secara masa serta keadaan buat mendengar dari penutur di atasnya
Ilustrasi sanad: Pencatat hadis > Penutur 5> Penutur 4> Penutur 3 (tabi'ut. tabi'in). > Penutur 2 (tabi'in). > Penutur 1 (para shahabi) > Rasulullah.
Hadis Musnad. sesuatu hadis tergolong musnad apabila urutan sanad yang dimiliki hadis tersebut tak terpotong terhadap area terdefinisi jelas. Urut-urutan penutur memungkinkan terjadinya penyampaian hadis didasarkan masa serta kondisi, yakni rawi-rawi itu jelas jelas dipercaya sudah saling bertemu serta memberitahukan hadis. Hadis ini juga dinamakan muttashilus sanad atau maushul.
Hadis Mursal, jika penutur 1 tak ditemui atau dengan kata lain seorang tabi'in. menisbatkan langsung kepada Rasulullah SAW. (contoh: seorang tabi'in. (penutur 2) menyebutkan "Rasulullah berkata". dengan tidak ia memaparkan ada sahabat yang mengakui kepadanya) Hadis Munqathi’, jika sanad putus terhadap salah satu penutur, atau terhadap dua penutur yang tak berturutan, disamping shahabi Hadis Mu’dlal, jika sanad terputus terhadap dua generasi penutur berturut-turut Hadis Mu’allaq, jika sanad terputus terhadap penutur 5 hingga penutur 1, atau lebih dikenal tak adanya sanadnya. Contoh: "Seorang pencatat hadis mengatakan, sudah sampai kepadaku jikalau Rasulullah mengatakan". dengan tidak ia memaparkan sanad antara pribadinya hingga Rasulullah Hadis Mudallas, jika salah satu rawi menyebutkan "si. A berkata ". atau "Hadis ini dari si A". dengan tidak adanya kejelasan "kepada. saya";. yakni tak tegas tunjukkan jikalau hadis itu dituturkan kepadanya secara langsung. dapat jadi antara rawi tersebut dengan si A adanya rawi lain yang tak terkenal, yang tak disebutkan dalam sanad. Hadis ini dikatakan juga hadis yang disembunyikan cacatnya pasal diriwayatkan melewati sanad yang membagikan aura seolah-olah tak adanya cacatnya, padahal sesungguhnya ada, atau hadis yang ditutup-tutupi kekurangan sanadnya.
Berdasarkan hitungan penutur
Jumlah penutur yang dimaksud ialah hitungan penutur dalam setiap tingkatan dari sanad, atau ketersediaan sebagian jalur lain hal yang menjadi sanad hadis tersebut. didasarkan klasifikasi ini hadis dibagi atas hadis mutawatir serta hadis ahad.
Hadis Mutawatir, ialah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari sebagian sanad serta tak terkandung posibilitas jikalau mereka seluruh sepakat buat berdusta bersama akan Perihal itu. Jadi hadis mutawatir mempunyai sebagian sanad serta hitungan penutur terhadap setiap susunan generasi (thaqabah) berimbang. Para ulama lain hal pendapat tentang hitungan sanad minimum hadis mutawatir (sebagian menetapkan 20 serta 40 orang terhadap setiap susunan sanad). Hadis mutawatir sendiri bisa dibedakan antara dua jenis yakni mutawatir lafzhy (lafaz redaksional setara terhadap setiap riwayat) serta ma’nawy (pada redaksional terkandung perbedaan namun makna setara terhadap setiap riwayat).
Hadis Ahad, hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tak mencapai tingkatan mutawatir. Hadis ahad setelah itu dibedakan atas tiga jenis antara lain :
- Gharib, jika cuma terkandung satu jalur sanad (pada salah satu susunan terkandung cuma satu penutur, walau terhadap susunan lain bisa jadi terkandung banyak penutur)
- Aziz, jika terkandung dua jalur sanad (dua penutur terhadap salah satu lapisan, terhadap susunan lain lebih banyak)
- Masyhur, jika terkandung lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih penutur terhadap salah satu lapisan, serta terhadap susunan lain lebih banyak) namun tak mencapai derajat mutawatir. Dinamai juga hadis mustafidl
Kategorisasi status keaslian hadis ialah klasifikasi yang paling serius serta merupakan hipotesa pada status penerimaan atau penolakan pada hadis tersebut. Tingkatan hadis terhadap klasifikasi ini terbagi menjadi 4 status yakni shahih, hasan, dla'if. serta maudlu'.
Hadis Sahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan terhadap suatu hadis. Hadis shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sanadnya bersambung (lihat Hadis Musnad di atas);
Diriwayatkan oleh para penutur/rawi yang adil, mempunyai sifat istiqomah, berakhlak baik, tak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, serta kuat ingatannya Pada saat mendapat hadis, masing-masing rawi sudah cukup usia (baligh) serta beragama Islam Matannya tak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) dan tak adanya Karena tersembunyi atau tak nyata yang mencacatkan hadis (’illat) Hadis Hasan, jika hadis yang tersebut sanadnya bersambung, namun adanya sedikit kekurangan terhadap rawi(-rawi)nya; contohnya diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tak prima ingatannya. Namun matannya tak syadz atau cacat Hadis Dhaif (lemah), adalah hadis yang sanadnya tak bersambung (dapat berbentuk hadis mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas, munqathi’ atau mu’dlal), atau diriwayatkan oleh orang yang tak adil atau tak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau cacat Hadis Maudlu’, jika hadis dicurigai palsu atau buatan pasal dalam rantai sanadnya ditemui penutur yang diketahui sebagai pendusta
Jenis-jenis lain
Adapun sebagian jenis hadis lainnya yang tak disebutkan dari klasifikasi di atas antara lain:
Hadis Matruk, yang bermakna hadis yang ditinggalkan yaitu hadis yang cuma diriwayatkan oleh seorang rawi saja serta rawi itu disangsikan berdusta Hadis Mungkar, yaitu hadis yang cuma diriwayatkan oleh seorang rawi yang tidak kuat yang bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang tepercaya/jujur
Hadis Mu'allal,. maknanya hadis yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadis yang di dalamnya terkandung cacat yang tersembunyi (’illat). rujukan oleh Ibnu Hajar Al Atsqalani jikalau hadis Mu'allal. adalah hadis yang nampaknya baik tapi sehabis diselidiki nyatanya adanya cacatnya. Hadis ini biasa juga dikatakan hadis Ma'lul. (yang dicacati) serta dikatakan hadis Mu'tal. (hadis sakit atau cacat) Hadis Mudlthorib, maknanya hadis yang kacau yaitu hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi melewati sebagian sanad dengan matan (isi) kacau atau tak setara atau bahkan kontradiksi dengan yang dikompromika.
Hadis Maqlub, yakni hadis yang terbalik yaitu hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya, baik dalam Perihal matan (isi) atau sanad (silsilah).
Hadis Gholia, yaitu hadis yang terbalik beberapa lafalnya hingga pengertiannya berubah
Hadis Mudraj, yaitu hadis yang merasakan penambahan isi oleh rawi, contohnya penjelasan-penjelasan yang bukan berasal dari Nabi SAW Hadis Syadz, hadis yang jarang yaitu hadis yang diriwayatkan oleh rawi yang tepercaya namun bertentangan dengan hadis lain yang diriwayatkan dari rawi-rawi yang lain. Hadis syadz dapat jadi berderajat shahih, akan tapi berlawanan isi dengan hadis shahih yang lebih kuat sanadnya. Hadis yang lebih kuat sanadnya ini dinamakan Hadis Mahfuzh
Hadis Qudsi
Hadis qudsi adalah hadis yang berisi perkataan Rasulullah SAW. tentang firman Allah yang diwahyukan secara langsung. Makna hadis ini berasal dari Allah, akan tetapi—berbeda dengan Alquran--, kata-katanya ialah kata-kata Rasulullah. Hadis qudsi ini, sebagian, setelah itu dituturkan kepada sahabat-sahabat Rasul yang terdefinisi jelas. Karenanya, status kesahihan hadis qudsi ini mirip dengan hadis yang lain-lain, serta diukur dengan metode yang mirip pula di atas
Penulisan hadis
Ahli-ahli hadis yang mengumpulkan, mendaftar, menyeleksi serta mencatat hadis-hadis dalam suatu kitab hadis diketahui sebagai mudawwin atau mukharrij.
Nah itulah merupakan penjelasan saya mengenai pengertian hadits yang saya sadur dari wikipedia. Semoga dapat di pahami dengan baik ya.
0 Response to "Pengertian Hadits Lengkap Beserta Jenis Hadits"
Post a Comment