Perkembangan Teknologi Manusia Purba (Lengkap)
Perkembangan Teknologi Manusia Purba - Meskipun manusia purba belum mengenal tulisan tapi mereka sudah mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Teknologi yang ada waktu itu bermula dari suatu teknologi bebatuanyang digunakan oleh mereka sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam praktiknya menggunakan peralatan dan teknologi bebatuan tersebut memang dapat berfungsi serba guna. Pada satu tahap paling awal alat yang mereka gunakan masih bersifat kebetulan dan seadanya serta bersifat trial dan eror. Mula-mula, mereka memang hanya menggunakan benda-benda itu dari alam terutama batu. Teknologi bebatuan yang ada pada zaman ini berkembang terus dalam kurun waktu yang begitu panjang.
Perkembangan Teknologi Manusia Purba
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAMAN MANUSIA PURBA |
Taukah kamu pada teknologi bebatuan alat apakah yang di gunakan oleh manusia purba kala itu? Mereka memang menggunakan teknologi bebatuan dari zaman ke zaman. Wow! Memang merupakan hal yang mustahil di zaman ini tapi benar adanya di zaman purba.
TEKNOLOGI BEBATUAN DI ZAMAN MANUSIA PURBA
TEKNOLOGI BEBATUAN ZAMAN PURBAKALA |
Alat ini cobek sampai sekarang masih banyak kita temukan di rumah-rumah tangga di Indonesia. Alat ini memang sering disebut dengan cobek, alat yang digunakan untuk menghaluskan rempah-rempah, menghaluskan suatu bumbu masak atau tempat untuk membuat sambal. Alat bebatuan ini memang sudah dikenal ribuan tahun yang lalu. Cobek, peralatan manusia purba dari batu yang masih digunakan sampai sekarang.
Taukah kalian ada beberapa pembagian praaksara menurut arkeologi? admin akan menjelaskan tentang hal itu di bawah ini nih.
PEMBAGIAN PRAAKSARA MENURUT ARKEOLOGI |
PEMBAGIAN PRAAKSARA MENURUT ARKEOLOGI
Dalam pembagian praaksara menurut arkeologi terbagi menjadi beberapa nih di bawah ini yang akan admin jelaskan ke kalian.
Kebudayaan Zaman Batu
Kebudayaan zaman batu di bagi menjadi 4 (empat) yaitu :
- PALEOLITIKUM
- MESOLITIKUM
- NEOLITIKUM
- MEGALITIKUM
Kebudayaan Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum terbagi menjadi dua :
- Kebudayaan Pacitan
- Kebudayaan Ngandong.
Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan Pacitan ini mulai berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur. Beberapa kebudyaan atau alat dari batu ditemukanlah di daerah ini. Seorang ahli peniliti, VON KOENIGSWALD dalam penelitiannya yang terjadi pada tahun 1935 telah berhasil menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau merupakan alat-alat dari batu yang berada di daerah Punung.
Alat batu yang ditemukan itu masih kasar, dan bentuk bentuk ujungnya agak runcing, tergantung kegunaannya.
- Kapak genggam atau kapak perimbas. Kapak ini memang digunakan untuk menusuk binatang / menggali tanah saat sedang mencari umbi-umbian.
- Kapak perimbas
- Chopper sebagai alat penetak
- Alat-alat serpih.
KAPAK GENGGAM KEBUDAYAAN PACITAN |
Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan Ngandong, kebudayaan ini berkembang di daerah Ngandong dan juga Sidorejo, dekat dengan Ngawi. Di daerah ini memang banyak ditemukan alat-alat dari sebuah batu dan juga alat-alat dari tulang.
- Alat-alat dari tulang, alat ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang memang digunakan sebagai penusuk atau belati.
- Tombak yang bergerigi.
- Alat-alat dari batu, bentuknya itu indah seperti kalsedon. Alat-alat ini sering disebut dengan flakke.
Sebaran artefak dan peralatan paleolitikum ini cukup luas sejak dari daerah-daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Halmahera.
Kebudayaan Zaman Mesolitikum (Batu tengah/Madya)
Secara garis besar suatu kebudayaan mesolitikum initerbagi menjadi suatu dua kelompok besar yang ditandai dengan lingkungan tempat tinggal, yakni di pantai dan di gua.
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN MESOLITIKUM DIBAGI MENJADI 2 YAITU :
- Kjokkenmoddinger
- Kebudayaan Abris Sous Roche
Ini dia kebudayaan mesolitikum yaitu :
HASIL KEBUDAYAAN MESOLITIKUM |
Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger atau istilah dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti dapur dan modding yang dapat diartikan sampah (kjokkenmoddinger=sampah dapur). Dalam hal ini kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger adalah merupakan tumpukan timbunan kulit siput dan juga kerang yang menggunung di sepanjang pantai Sumatera Timur antara Langsa di Aceh sampai dengan Medan. Dengan kjokkenmoddinger atau sampah dapur ini dapat memberi informasi bahwa manusia purba zaman mesolitikum umumnya bertempat tinggal di tepi pantai.
Pada sebuah tahun 1925 Von Stein Callenfals yang melakukan penelitian-penelitian di bukit kerang itu dan menemukan:
- Kapak genggam yang ditemukan di bukit kerang di pantai Sumatra Timur ini diberi nama pebble atau lebih dikenal dengan kapak Sumatra.
- Jenis kapak pendek dan
- Jenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling). Di jawa batu pipisan ini umumnya untuk menumbuk dan menghaluskan jamu.
Kebudayaan Abris Sous Rache
Kebudayaan abris sous rocheadalah merupakan kebudayaan yang pernah ditemukan di gua-gua. Hal ini pasti mengindikasikan bahwa manusia purba zaman purbakala pendukung kebudayaan ini tinggal di gua-gua.
Kebudayaan ini memang pertama kali dilakukan sebuah penelitian oleh Von Stein Callenfels di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo. Penelitian yang dilakukan tahun 1928 sampai 1931. Beberapa hasil teknologi bebatuan kala itu yang ditemukan misalnya ujung panah, flakke, batu penggilingan. Juga ditemukanlah beberapa alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche di gua ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di Lamoncong.
Kebudayaan Zaman Neolitikum (Zaman batu muda)
Perkembangan pada zaman batu yang dapat dikatakan hal paling penting dalam kehidupan manusia adalah zaman batu baru atau neolitikum. Pada suatu zaman neolitikum yang juga dapat dikatakan sebagai suatu zaman batu muda. Pada zaman ini telah terjadilah “revolusi kebudayaan”, yaitu terjadinya perubahan pola hidup manusia. Pola hidup food gathering digantikan dengan sebuah pola food producing.
Hal ini seiring dengan rawan terjadinya perubahan jenis pendukung kebudayaannya. Pada zaman ini telah hiduplah sebuah jenis Homo sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru.
Mereka mulai mengenal masa bercocok tanam dan beternak sebagai proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan. Hidup bermasyarakat dengan bergotong royong mulai dikembangkan.
Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum dibagi menjadi dua yaitu :
- KAPAK PERSEGI
- KAPAK LONJONG
Kebudayaan Kapak Persegi
Nama kapak persegi berasal dari sebuah penyebutan oleh von Heine Geldern. Penamaan ini dikaitkan dengan suatu bentuk alat tersebut. Kapak persegi ini berbentuk persegi panjang dan disana ada juga yang berbentuk trapesium. Ukuran alat ini juga bermacam-macam:
- Kapak persegi yang besar biasa disebut dengan beliung atau pacul (cangkul), bahkan sudah ada yang diberi tangkai gitu sehingga persis seperti cangkul zaman sekarang.
- Sementara yang berukuran kecil dinamakan tarah atau tatah.
Penyebaran Kapak Persegi
Penyebaran alat-alat atau kapak ini terutama di kepulauan Indonesia bagian barat, seperti pulau sumatra, jawa dan bali. Diperkirakan sentra-sentra sebuah teknologi kapak persegi ini ada di Lahat (Palembang), Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya (Jawa Barat), kemudian beralih ke Pacitan-Madiun, dan di lereng gunung Ijen (Jawa Timur). Kapak persegi ini sangat cocok sebagai alat pertanian.
Kebudayaan Kapak Lonjong
Nama kapak lonjong, kapak lonjong ini disesuaikan dengan bentuk penampang alat ini yang memang berbentuk lonjong. Bentuk keseluruhan dari alat ini lonjong seperti bulat telur.
- Kapak yang ukuran besar sering disebut walzeinbeil
- Kapak yang ukuran kecil dinamakan kleinbeil.
Penyebaran Kapak Lonjong
Penyebaran jenis sebuah kapak lonjong ini terutama berada di kepulauan Indonesia bagian timur, misalnya di daerah papua, seram, dan minahasa.
Zaman Megalitikum (Kebudayaan Batu Besar)
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN MEGALITIKUM :
- MENHIR
- PUNDEN BERUNDAK
- DOLMEN
- KUBUR PETI BATU
- SARKOFAGUS
- WARUGA
- ARCA BATU
MENHIR
Menhir yaitu suatu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada sebuah tempat.
Fungsi Menhir adalah sebagai berikut:
- Sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang;
- Tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal;
- Tempat menampung kedatangan roh. Menhir banyak ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan.
PUNDEN BERUNDAK
Punden Berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat (berundak-undak).
DOLMEN
Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji.
KUBUR PETI BATU
Kubur Peti batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisi-sisinya dibuat dari lempengan-lempengan batu.
SARKOFAGUS
Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang terbentuk seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup.
WARUGA
Waruga adalah sebuah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lain yang berbentuk atap rumah.
ARCA BATU
Arca-arca telah menggambarkan manusia dan binatang, seperti: gajah, harimau, babi rusa, dan kera.
ZAMAN LOGAM
Mengakhiri sebuah zaman batu di masa neolitikum mulailah zaman logam. Sebagai suatu bentuk masa perundagian. Zaman logam terdapat di kepulauan Indonesia ini agak berbeda bila dibandingkan dengan yang ada di Eropa.
- Di Eropa zaman logam ini mengalami tiga fase, zaman tembaga, perunggu dan besi.
- Di kepulauan Indonesia hanya mengalami zaman perunggu dan besi.
ZAMAN PERUNGGU
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN PERUNGGU ADALAH :
- KAPAK CORONG (KAPAK SEPATU)
- NEKARA DAN MOKO
- BEJANA PERUNGGU
- PERHIASAN PERUNGGU
- GERABAH
ZAMAN BESI
Pada zaman besi ini manusia sudah dapat mengolah biji-biji besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkan manusia. Namun karena besi telah memiliki sifat mudah berkarat sehingga alat-alat yang digunakan pada waktu itu yang terbuat dari besi hilang tak bersisa.
Nah sekian materinya, mungkin kamu mencari hal ini juga :
- zaman batu adalah
- zaman batu berdasarkan arkeologi
- zaman batu dan ciri cirinya
- zaman batu dan contohnya
- zaman batu dan hasil kebudayaannya
- zaman batu dibagi menjadi 4 yaitu
- zaman batu megalitikum
- zaman batu muda pola kehidupannya manusianya adalah
- zaman batu neolitikum
0 Response to "Perkembangan Teknologi Manusia Purba (Lengkap)"
Post a Comment